Jumat, 21 Agustus 2015

Knock down!

Diposting oleh Che Bibir di 11.35 0 komentar
Beberapa hari kerja dengan berbagai macam yang membuat mual, ah mungkin hanya sementara...
Aku bukan disini bukan lagi diriku kalau berada diantara meja yang bisu, hanya segelintir senyum dan beberapa keraguan akan klien yang semakin hari permintaan nya tak masuk akal.
Aku tertegun di antara asap roko yang membuat mata ku sedikit berair.
Jumat malam! Ini yang ku bilang piknik,
Berada diantara mereka yang membuat malam ini sedikit berwarna.
Anggap saja ini piknik yang tertunda beberapa waktu terakhir ini.

Namun entah ada yang hilang dari dentuman nada dan asap rokok ini.
Aku merindukannya.
Merindukan kamu yang seolah berlalu dengan angin.
Beberapa hal yang membuat ku mabuk berkepanjangan. 
Entah ini salah atau cuma aku yang perasa. Tapi terus terang cuman rindu ini yang membuat ku mabuk, tanpa harus menenggak minuman apapun,
Oh God! Mabuk seperti apa ini? Jelas...aku rindu padanya!

Senin, 02 Februari 2015

Silent in the crowd!

Diposting oleh Che Bibir di 09.41 0 komentar
Luna mencuci mukanya berkali-kali, entah ini sudah yang keberapa.
Kamar mandi tempatnya berdiri benar benar riuh sekarang,
Suara dentuman jusik dan ketukan stileto yang silih berganti sama sekali tidak membuatnya bergeming.
Dia menatap cermin, entah apa yang dipikirannya,
Bibirnya mengecap, masih terasa alkohol dan nikotin yang rasanya seolah bergantian.
"I'm soo fuckd"up"

Kali ini dunianya berputar lebih cepat!
Masih terbayang wajah fabian tadi malam sebelum pergi meninggalkan nya.
Masih pantaskah aku mengingat Tuhan sekarang? "Luna masih mencoba menenangkan diri diantara pusing yang sekarang dirasanya.
"Ah, racun ini mulai melaksanakan tugasnya"

Luna kembali dengan jalan yang seolah tak pernah lurus, mencoba masuk kedalam riuh dentuman musik yang dirasanya semakin keras langsung ke telinganya.
Tak pernah terbayangkan hari ini dia sendiri.
Tak ada sahabat, tak ada fabian.

Lambat laun tak lagi terdengar kerasnya musik, hanya sunyi yang dirasa. Semakin pekat layaknya asap rokok yang mengepul keudara, tak pernah berhenti.
Terlalu munafik untuk tak mengakui tentang jatuh hati.
Karena kali ini Luna kalah telak!!

Fabian memang tak pernah masuk hitungannya, rencana keinginan bahagia semalam nya membuat petaka, benar!! Luna jatuh cinta.
Kenapa harus fabian!!
Tak ingin menyalahkan siapapun, ini bukan hanya kebetulan, jatuh cinta dengan fabian itu bencana!!

Tak sadar air mata Luna menetes hangat dan jatuh di layar kaca handphone yang di otak atik nya sendiri.
Sebuah sms terpampang jelas di lihatnya sedari tadi,

Massage by : My BFF Rena.

" Na, Puas lo ngancurin idup gw? Kenapa mesti Fabian?!?"
 

Kaki bintang Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review