Luna mencuci mukanya berkali-kali, entah ini sudah yang keberapa.
Kamar mandi tempatnya berdiri benar benar riuh sekarang,
Suara dentuman jusik dan ketukan stileto yang silih berganti sama sekali tidak membuatnya bergeming.
Dia menatap cermin, entah apa yang dipikirannya,
Bibirnya mengecap, masih terasa alkohol dan nikotin yang rasanya seolah bergantian.
"I'm soo fuckd"up"
Kali ini dunianya berputar lebih cepat!
Masih terbayang wajah fabian tadi malam sebelum pergi meninggalkan nya.
Masih pantaskah aku mengingat Tuhan sekarang? "Luna masih mencoba menenangkan diri diantara pusing yang sekarang dirasanya.
"Ah, racun ini mulai melaksanakan tugasnya"
Luna kembali dengan jalan yang seolah tak pernah lurus, mencoba masuk kedalam riuh dentuman musik yang dirasanya semakin keras langsung ke telinganya.
Tak pernah terbayangkan hari ini dia sendiri.
Tak ada sahabat, tak ada fabian.
Lambat laun tak lagi terdengar kerasnya musik, hanya sunyi yang dirasa. Semakin pekat layaknya asap rokok yang mengepul keudara, tak pernah berhenti.
Terlalu munafik untuk tak mengakui tentang jatuh hati.
Karena kali ini Luna kalah telak!!
Fabian memang tak pernah masuk hitungannya, rencana keinginan bahagia semalam nya membuat petaka, benar!! Luna jatuh cinta.
Kenapa harus fabian!!
Tak ingin menyalahkan siapapun, ini bukan hanya kebetulan, jatuh cinta dengan fabian itu bencana!!
Tak sadar air mata Luna menetes hangat dan jatuh di layar kaca handphone yang di otak atik nya sendiri.
Sebuah sms terpampang jelas di lihatnya sedari tadi,
Massage by : My BFF Rena.
" Na, Puas lo ngancurin idup gw? Kenapa mesti Fabian?!?"
Kamar mandi tempatnya berdiri benar benar riuh sekarang,
Suara dentuman jusik dan ketukan stileto yang silih berganti sama sekali tidak membuatnya bergeming.
Dia menatap cermin, entah apa yang dipikirannya,
Bibirnya mengecap, masih terasa alkohol dan nikotin yang rasanya seolah bergantian.
"I'm soo fuckd"up"
Kali ini dunianya berputar lebih cepat!
Masih terbayang wajah fabian tadi malam sebelum pergi meninggalkan nya.
Masih pantaskah aku mengingat Tuhan sekarang? "Luna masih mencoba menenangkan diri diantara pusing yang sekarang dirasanya.
"Ah, racun ini mulai melaksanakan tugasnya"
Luna kembali dengan jalan yang seolah tak pernah lurus, mencoba masuk kedalam riuh dentuman musik yang dirasanya semakin keras langsung ke telinganya.
Tak pernah terbayangkan hari ini dia sendiri.
Tak ada sahabat, tak ada fabian.
Lambat laun tak lagi terdengar kerasnya musik, hanya sunyi yang dirasa. Semakin pekat layaknya asap rokok yang mengepul keudara, tak pernah berhenti.
Terlalu munafik untuk tak mengakui tentang jatuh hati.
Karena kali ini Luna kalah telak!!
Fabian memang tak pernah masuk hitungannya, rencana keinginan bahagia semalam nya membuat petaka, benar!! Luna jatuh cinta.
Kenapa harus fabian!!
Tak ingin menyalahkan siapapun, ini bukan hanya kebetulan, jatuh cinta dengan fabian itu bencana!!
Tak sadar air mata Luna menetes hangat dan jatuh di layar kaca handphone yang di otak atik nya sendiri.
Sebuah sms terpampang jelas di lihatnya sedari tadi,
Massage by : My BFF Rena.
" Na, Puas lo ngancurin idup gw? Kenapa mesti Fabian?!?"